Penggiat Demokrasi Kota Tangerang, Mendesak Polisi Segera Tangkap Provokator Penyerangan Mahasiswa Di Tangsel

Selasa, 7 Mei 2024

Jakarta, – (Nawacitalink.com)

Kapolda Metro Jaya didesak perintahkan anak buahnya agar segera menangkap provokator dan pelaku penyerangan terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang menjalankan doa Rosario di kos-kosan mereka di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (05/05/2024) malam.

“Ini negara bangsa, bukan negara agama Siapa pun bebas menjalankan ibadahnya. Orang-orang yang menggangu orang yang sedang beribadah termasuk dalam perusak Bhineka Tunggal Ika (perusak) negara, perusak negara Indonesia sebagai negara demokrasi,” kata Petrus Herman Peggiat Demokrasi asal Kota Tangerang kepada awak media saat dimintai tanggapan seputar kekerasan yang terjadi Senin (06/05/2024).

Menurut Petrus tindakan mengganggu orang sedang beribadah adalah masalah serius dan mendasar dalam negara Indonesia yang berideologi Pancasila ini. “Oleh karena itu, polisi sebagai alat negara harus segera tangkap provokator dan pelaku penyerangan tersebut,” negara harus hadir tegas Petrus.

Lebih lanjutan Petrus juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah saudara-saudara muslim yang ikut menyelamatkan para mahasiswa itu dari serangan sejumlah orang malam itu. “Saya bangga dan terima kasih kepada saudara-saudara muslim yang membela dan menyelamatkan para mahasiswa termasuk melaporkan kasus ini kepada polisi di kantor polisi setempat,”

Seperti diketahui sebelumnya viral disosmed soal kejadian mahasiswa yang sedang berdoa tiba tiba dibacok. Sejumlah mahasiswa Katolik sedang berdoa Rosario, tiba-tiba dibubarkan paksa oleh masa diduga diprovokasi oleh Ketua RT 007. Rw 002. Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Gang Ampera Poncol, Tangerang Selatan, bernama Diding.

Korban mahasiswa/i Universitas Pamulang (Unpam) yang berjumlah 12 orang. Dua korban wanita mengalami luka sayatan senjata tajam dari masa penyerang dan satu orang lelaki muslim ikut dibacok karena membela dan melindungi para mahasiswa yang sedang beribadah.

Kemudian sekitar pukul 19:30 massa mulai berkumpul setelah mendengar provokasi dari Ketua RT yang berteriak “Hei, bangsat, kalau kalian tidak bubar saya panggil warga”. Peristiwa terjadi pada pukul 19:30 WIB. Massa mulai berdatangan dengan membawa barang tajam berupa samurai, celurit hingga balok.

Kejadian itu berhenti karena ada massa warga sekitar beragama Islam yang menyelematkan para korban.

Petrus mendesak polisi agar tak ragu menangkap provokator dan pelaku penyerangan.
Ia sangat menyayangkan atas kejadian ini “Kita semua tentu tahu, tidak ada agama yang mengajarkan keburukan seperti menganggu orang sedang beribadah, terutama agama Islam, adalah agama yang penuh kasih sayang. Janganlah merusak kedamaian Indonesia yang sangat majemuk ini dengan tindakan mengganggu orang sedang beribadah,” kata dia, jadikanlah kemajemukan ini sebagai perekat untuk memperkuat persatuan serta kesatuan kita dalam ke Bhinekaan Indonesia pungkas Petrus.

(WH/Red)

banner-panjang

Baca Juga

Berita Terkait

bannernew

Perkembangan Virus Corona

Baca Juga

Berita Terpopuler