Ket: (A.Irham Tanry Latanro GM Hotel Neo+ Balikpapan)
Balikpapan,- (Nawacitalink.com)
Terkait dampak dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), General manager Hotel Neo+, A. Irham Tanry Latanro pun ikut angkat bicara. Ia menilai, dengan ditetapkannya Kalimantan Timur sebagai IKN tentunya memberikan peningkatan yang sangat luar biasa bagi kemajuan ekonomi di Kaltim khususnya Balikpapan sebagai Kota penyangga selama setahun ini.
Utamanya di bidang perhotelan dan restoran yang pendapatannya kian bertumbuh pesat. Selain itu, juga dari sisi UMKM dan transportasi, yang kesemuanya itu memperoleh kenaikan yang luar biasa.
Ia menerangkan, mengenai segi perhotelan sebelum adanya isu IKN City Okupansi di Kota Balikpapan hanya berada dikurang lebih 60 persen, itu bagi Hotel bintang 1 hingga 5. Namun, setelah adanya IKN apalagi ditambah proses project RDMP,
City Okupansinya sekarang naik sudah mendekati diangka 70 persen.
“Khusus untuk kami sendiri di Neo+ Balikpapan, kalau sebelum ada isu IKN rata-rata Okupansi kami hanya bermain di 80 persen, dan dengan adanya keputusan perpindahan IKN ke Kaltim pada Tahun 2022 kemarin, kami bisa closing di 90 persen,” kata General manager Hotel Neo+, A. Irham Tanry Latanro, Kamis (23/2/2023).
“Okupansi date tahunan dari Januari hingga Desember, saya yakin teman-teman lain bukan hanya Hotel Neo+ juga mengalami peningkatan yang luar biasa. Nah, itu baru dari sisi perhotelan, karena saya yakin nanti teman-teman dari restoran pasti mengalami peningkatan yang luar biasa juga,” sambungnya.
Menurutnya, keputusan memindahkan IKN ke Kalimantan Timur sangatlah tepat, dan tentunya baik dari Asosiasi Hotel, Restoran maupun GM sangatlah mendukung hadirnya Ibu Kota baru tersebut.
Kalau untuk kegiatan-kegiatan Pemerintahan sendiri, baik Kementerian Bappenas, PUPR, atau Badan Otorita memang lebih banyak berfokus ke bintang empat atau lima. Dan disebabkan Hotel Neo+ bintang tiga, maka lebih banyak berfokus ke Government Provinsi atau wilayah Kabupaten dan Kota.
Irham menjelaskan, Hotel Neo+ Balikpapan sudah memiliki 101 kamar dengan lima tipe, setiap ruangan mempunyai keunikan masing-masing, pun begitu untuk area loby juga punya ciri khas sendiri dengan keunikan-keunikannya.
Neo itu ada black dan merahnya, lanjutnya, memang sudah seperti itu ciri khasnya, disetiap kamar juga sama. Lima tipe kamar yang ada itu mempunyai ciri khas dan keunikan masing-masing, di area bagian belakang headboard dan tempat tidur itu memiliki gambar Kota-kota menarik yang ada di dunia, hingga Itu memberikan keunikan tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang ke Neo+ Balikpapan.
“Sekarang kami terus mengembangkan bagaimana bisa memanjakan tamu-tamu yang datang ke Neo+ Balikpapan sehingga tidak jenuh, breakfast kita bisa bagi dua, contoh di weekday di area bawah, kemudian di weekend itu kita tempatkan di Rooftop, sekarang kami lagi kembangkan Rooftop di atas di mana tamu bisa melihat 2/3 pemandangan Kota Balikpapan,” ungkapnya.
“Selain itu bisa digunakan juga untuk breakfast, juga wedding outdoor atau meeting-meeting yang lain yang sifatnya terbuka itu sangat menarik sekali. Jadi itu yang sekarang kami lakukan sehingga bagaimana tamu-tamu yang datang bisa lebih menikmati fasilitas yang ada di Neo+ Balikpapan,” tambahnya.
Terkait dengan tantangan ke depan, Irham mengaku itu adalah hal yang memang tidak bisa dihindari. Seperti kemungkinan beberapa tahun nantinya kian marak Hotel-hotel baru terbuka. Tetapi ia berpikir itu hal yang wajar. Oleh karena itu, setiap Hotel termasuk Neo+ Balikpapan sejatinya akan selalu memberikan inovasi-inovasi setiap tahunnya sehingga para pelanggan akan selalu merasa puas dengan pelayanan maupun fasilitas yang diberikan.
“Kami dari Neo+ Balikpapan sangat mendukung dengan adanya IKN yang ada di Kalimantan Timur, tentu harapan kami adalah program yang sudah diputuskan itu bisa terlaksana sesuai dengan jadwal dan dapat dimulai di Tahun 2024. Dan tentu harapannya bisa meningkatkan perekonomian yang ada di Kalimantan Timur khususnya Balikpapan juga mendapat dampak yang luar bias,” pungkasnya.
(Bahri)