Jakarta,- (Nawacitalink.com)
Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke -78, Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menginisiasi pergelaran angklung secara kolosal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (5/8/2023), dengan melibatkan sebanyak 15.110 pemain angklung. Para pemain tersebut memainkan angklung selama 7 menit tanpa henti dengan nada dan musik yang padu.
Para pemain memainkan lagu nasional “Berkibarlah Benderaku” dan lagu “Wind of Change”. Gelaran tersebut berhasil memecahkan rekor dunia atau Guinness World Records (GWR).
Menurut Tri Tito Karnavian, selaku koordinator acara, ide awal pergelaran angklung kolosal ini berasal dari Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Sebagai upaya untuk memperkuat nasionalisme dan semangat cinta tanah air.
Selain itu, inisiasi ini sekaligus menjadi upaya mendorong ekonomi kreatif dalam pemulihan ekonomi melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pasca pandemi. “Sebab, pasca-pandemi Covid-19, sektor UMKM menjadi salah satu tumpuan utama dalam pergerakan ekonomi masyarakat,” terang Tri.
Salah satu contoh nyata UMKM berperan besar dalam menopang perekonomian saat pandemi ditunjukkan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY, perekonomian daerah setempat tetap tumbuh meski dihantam pandemi.
Atas alasan itu pula, dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu mendorong semua pihak untuk mendukung sektor UMKM. Yakni sebagai ikhtiar menjaga perekonomian baik di tingkat daerah maupun nasional.
Terbukti, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pelaku UMKM telah menyumbang besaran Produk Domestik Bruto (PDB) sebanyak 62,55 persen. Tak kalah penting juga turut menyumbang tenaga kerja sebesar 97,22 persen.
Lebih lanjut, Tri berharap, pergelaran yang diinisiasi OASE KIM ini akan membuat angklung tetap lestari di dalam maupun luar negeri. “Melalui acara ini kita berharap dapat melestarikan angklung, sehingga terus dikenal baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tambahnya.
“Kemudian kegiatan ini juga bisa memberikan inspirasi bagi bangsa lain untuk mengenali dan menghargai keunikan budaya Indonesia,” tandasnya.
Seperti diketahui, angklung merupakan alat musik khas dari Indonesia yang terbuat dari bambu. Pada November 2010, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan angklung sebagai warisan budaya tak benda.
Diketahui beberapa pihak ikut berpartisipasi di dalamnya, seperti OASE KIM, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendagri, Kemensetneg, Kemendikbud, Kementerian PAN RB, Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perhubungan. Selain itu, dilibatkan pula Praja IPDN, Taruna dan Taruni Politeknik Transportasi Darat Indonesia Sekolah Tinggi Transportasi Darat (PTDI-STTD), Mabes Polri dan DWP Polri, Persit, berbagai organisasi perempuan, pelajar SMP, SMA, TP PKK Pusat, TP PKK daerah, serta beberapa pihak terkait lainnya.
(Pd/Red)