Jakarta, – (Nawacitalink.com)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengaku sejumlah galangan dari Eropa hingga Asia telah menawarkan pilihan produk kapal selam interim untuk TNI AL.
Adapun kapal selam interim dibutuhkan untuk melengkapi “kekosongan” armada tempur bawah laut TNI AL selama menunggu pembangunan dua unit Scorpene Evolved yang membutuhkan waktu sekitar 5–7 tahun.
“Beberapa negara sudah menawarkan, dari Jerman dan Turki ada. Kemudian, dari negara Asia juga ada,” ungkap Ali usai peringatan HUT ke-79 TNI AL di Jakarta, Selasa (10/9) kemarin.
Namun, dia mengatakan dari sejumlah negara yang telah menawarkan opsi produknya tersebut, belum diputuskan pilihan dalam menetapkan galangan kapal atau produsen yang akan menjadi pemasok kapal selam interik untuk TNI AL.
“Belum diputuskan dari negara mana, pertimbangannya tentu yang kita inginkan adalah kapal selam yang bisa berada di bawah laut selama mungkin,” katanya.
Ali menambahkan, kekuatan kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL saat ini masih terbilang kurang. Oleh karena itu, pihaknya akan memilih produk untuk kapal selam interim yang efektif dan efisien.
“Saat ini (kapal selam) kita hanya punya empat, saya rasa itu masih kurang banyak. Nanti kita lihat dari beberapa negara yang menawarkan itu, mana yang kira-kira paling memungkinkan, efektif, dan efisien,” tambah Ali.
Beberapa waktu lalu, Ali sempat mengungkapkan pihaknya meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka di sejumlah negara, khususnya yang memproduksi kapal selam konvensional dan non-nuklir yang menggunakan Air-Independent Propulsion (AIP) system hingga Lithium Ion-Battery.
“Kita meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka, khususnya yang konvensional dan non-nuklir, tapi sudah menggunakan pendorongan yang modern, seperti AIP, Lithium Ion-Battery atau pendorongan lain yang sekarang sedang digiatkan oleh para industri kapal selam,” jelas Ali di Jakarta, Selasa (14/5) lalu.
✓ Kunjungi industri kapal selam Cina dan Jerman
Sebelumnya, Ali dalam rangkaian kunjungan kerjanya sempat mengunjungi beberapa industri galangan kapal di Cina, seperti Jiangnan Shipyard di Shanghai, dan Wuchang Shipyard di Wuhan, pada April lalu. Ali mendapatkan penjelasan tentang kemampuan industri pertahanan strategis Cina antara lain destroyer kelas 052D dan kapal selam S26.
Ali juga sempat mengunjungi galangan produsen kapal selam Thyssen Krupp Marine System (TKMS) di Jerman, pada tahun lalu. Ia pun menerima penjelasan mengenai kapal selam tipe Howaldtswerke Deutsche Werft (HWD) 212 dan tipe 214 yang menjadi salah satu kapal selam tercanggih buatan TKMS Jerman dengan teknologi hybrid. (at)
https://indonesiadefense.com/ksal-ungkap-daftar-negara-yang-tawarkan-kapal-selam-interim-ke-indonesia.
(Rls/Red)